Jadi PNS, cita – cita yang diidamkan sebagian orang. jadi pencapaian akhir dari perjuangan wajib belajar 12 tahun + 4 tahun masa kuliah. sebuah titik aman yang diidamkan oleh hampir sebagian besar masyarakat.
tapi apakah memang benar PNS itu adalah titik aman? kalau mau ditinjau dari gaji yang rutin selalu dibayar tiap bulan, tunjangan ini itu, uang pensiun, layanan kredit bank yang lancar jaya tanpa hambatan, bisa jadi memang benar jadi PNS adalah titik aman dalam hidup.
namun apakah iya, PNS adalah pekerjaan yang layak diidamkan???
kata orang dulu, jika ingin rumah tangga damai, aman, makmur dan sentosa, menikah dengan PNS adalah pilihan yang sering terlontar dari tutur bijak orang tua kepada anak perawan yang sedang menginjak dewasa, atau juga bagi seorang pria, jadilah PNS agar nanti kamu gampang cari jodoh…. atau juga ada yang bilang terkadang bapak dan ibu tidak pengin minta yang macam – macam, cuma satu yang kami mau… jadilah PNS biar orang tuamu ini senang… sebuah dilema dua hati yang menjadi satu…..
memang tidak ada salahnya jadi PNS,,, memang PNS tidak bisa disalahkan dari persepsi yang sudah terbangun selama ini dalam masyarakat. malas, lambat, tidak profesional, sia-sia dan merugikan negara…
mungkin benar dan tidaknya ada pada setiap memori orang tentang trauma hidupnya berurusan dengan PNS, tapi kalau ada yang bilang tidak semua PNS seperti itu,,, saya setuju… utamanya pada PNS yang memang bersumber dari disiplin ilmu yang berbeda dan masuk melalui seleksi dengan berbagai tahapan tes yang memeras otak dan unsur nasib yang sangat begitu kental… apalagi dengan sistem saat ini yang sudah berbasis CAT dengan nilai hasil tes langsung dapat diumumkan dengan peringkat yang juga langsung dapat segera diketahui. saya pun juga berharap tidak ada unsur curang baru yang berusaha lebih pintar dari si-CAT yang tercipta dari keserakahan seseorang yang merendahkan otak dan mempermainkan nasib.
lalu kemudian ketika pada akhirnya hasil tidak menghianati proses, ketika wajib belajar memberikan hak kenikmatan pada setiap pemuda muda yang mulai akan tumbuh menjadi harapan bangsa,,,, para calon PNS ini merasakan eforia pencapaian hidupnya dengan syukur dan lantunan doa mengawali babak baru dalam perjalanan otaknya. bermain – belajar – bekerja – bermain, tahap ke III dari otak yang mungkin bisa dilalui hingga 35-40 tahun.
para si calon PNS muda ini mulai meraba-raba bagaimana caranya bekerja, berteman dengan bapak ibu yang seusia dengan orang tuanya, mencoba melakukan apa yang selama ini ia idamkan, mencoba menjadi pendobrak dan membuat perubahan besar dalam tata sistem ke PNS an yang dianggap bertentangan dengan norma standar masyarakat. namun mungkin sungguh disayangkan,,, idealisme dan energi positif dari si calon – calon ini terkadang harus gugur seperjalanan waktu. ketika pada akhirnya ia tertular virus kalau bekerja itu tidak harus keras, kalau tidak disuruh jangan berinisiatif, kalau tidak ingin lelah tidak perlu terlalu aktif, kalau pengin merubah tunggulah untuk mencapai puncak, kalau untuk menjadi diri sendiri jadilah si sendiri yang sendiri menunggu jaman berubah, dan kalau – kalau lainnya. virus yang menyebar hingga maut menyambut dengan suka citanya penyesalan…
lalu apa yang seharusnya dilakukan bagi si calon – calon ini??? ikut bergabung menerima virus? atau mencari vaksin penangkal yang terkadang diragukan keasliannya karena memang tidak teruji – bersambung di bagian II